Langsung ke konten utama

ILMU TEKNIK - Pengujian Berat Jenis dan Berat Isi Agregat Kasar (Koral/Kerikil)

Agregat Kasar (Kerikil/Koral)

ILMU TEKNIK - Pengujian Berat Jenis dan Berat Isi Agregat Kasar (Koral/Kerikil)

A. Pengambilan Agregat Kasar (Koral/Kerikil)

Alat dan Bahan :
a.                Koral Beton
b.               Arco
c.                Sekop
d.               Besar
e.                Wadah Kecil
f.                 Wadah untuk Sample
g.               Sendok Spesi
h.               Isolasi Kertas
i.                 Ballpoint
j.                 Oven

Langkah Kerja :
1.      Persiapkan bahan berupa koral atau kerikil dengan diambil dengan menggunakan sekop dan diangkut dengan menggunakan arco. Ambil koral atau kerikil tersebut sebanyak dua arco dalam keadaan penuh berisi kerikil.
2.      Letakkan koral di dalam wadah besar yang telah disediakan.
3.      Letakkan dua wadah kecil secara berdampingan, lalu letakkan splitter di antara kedua wadah kecil tersebut.
4.      Dengan menggunakan sekop penuang untuk splitter, ambil lalu tuangkanlah koral ke dalam splitter tersebut.
5.      Setelah dirasa cukup, ambillah koral tersebut lalu letakkan ke dalam wadah sample. Lalu dicuci hingga bersih untuk menghilangkan bahan-bahan yang merugikan. Setelah bersih rendam koral dalam air bersih.  


B. Pengujian Berat Jenis Agregat Kasar (Koral/Kerikil)

Pengukuran hasil berat jenis agregat ini sering dipakai untuk nilai kerapatan/density agregat, dimana nilai kerapatan agregat dengan kerapatan air pada suhu standar yang dipakai untuk pengukuran.
Nilai Penyerapan adalah perbandingan perubahan berat agregat Karena penyerapan air oleh pori-pori dengan berat agregat pada posisi kering. Macam-macam Jenis:
a)         Berat Jenis Curah (Bulk Spesific Gravity)
b)         Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (SSD Spesific Gravity)
c)         Berat Jenis Semu
d)         Berat Jenis Efektif

Alat dan Bahan :
a.       TimbanganTriplebeam/Neraca Ohaus
b.      Keranjang Kawat
c.       Air
d.      Koral yang telah dilap
e.       Wadah sampel  
f.        Oven

Langkah Kerja :
1.      Tiriskan air pada koral yang telah direndam sebelumnya. Ambil beberapa koral untuk dijadikan sampel lalu lap koral agar kondisi koral menjadi SSD.
2.      Timbanglah sample koral dalam keadaan SSD (Saturated Service Dry), catat hasilnya di dalam tabel.
3.      Setelah itu timbang koral dalam air dengan memasukkannya dalam keranjang kawat.
4.      Setelah itu masukkan koral ke dalam oven untuk mendapatkan berat kering. Lakukan hal yang sama pada sampel kedua.
5.      Catat semua hasil data dari timbangan dan masukkan ke dalam table perhitungan.
Hasil :
PENGUJIAN BERAT JENIS AGREGAT KASAR
NO
Pengukuran
Indeks
Sample
1
2
1
Berat beda Uji di dalam air
Ba
867,5
1037
2
Berat benda uji SSD
Bj
1530
1836
3
Berat wadah
-
-
-
4
Berat wadah+Benda uji kering oven
-
-
-
5
Berat benda kering oven
Bk
1438,5
1723
NO
Perhitungan
Sample
Nilai Rata-Rata
1
2
1/2 [(1) +(2)
1
Berat jenis Bulk : BK/ (Bj-Ba)
2,17
2,16
2,16
2
Berat jenis SSD : Bj / (Bj-Ba)
2,31
2,30
2,30
3
Berat jenis Semu :BK/( Bk-Ba)
2,52
2,51
2,52
4
Penyerapan : (Bj- Bk )/Bk x 100%
6,36%
6,56%
6,46%



C. Pengujian Berat Isi Agregat Kasar (Koral/Kerikil)

Beberapa orang mengatakan bahwa ada istilah lain yang bersesuaian dengan berat isi ini, yaitu kerapatan/density atau bul density. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat isi agregat halus, kasar atau campuran dan penetapan ronggan udara.
Alat dan Bahan :
a.       Mold
b.      Sendok
c.       Koral
Langkah Kerja:
1.      Timbang mold kosong lalu catat hasilnya.
2.      Masukkan koral ke dalam mold dengan cara dilempar sejauh 30 cm, hal ini dilakukan untuk membuat kesamaan realita di lapangan. Timbang mold berisi koral dan catat hasilnya.
3.      Bersikan mold lalu masukkan air hingga penuh, kemudian timbang dan catat hasilnya, hal ini dilakukan untuk mendapatkan volume dari mold tersebut.
Hasil :
PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT KASAR
URAIAN
INDEKS
BERAT(GRAM)
KORAL
SAMPLE 1
SAMPLE 2
Berat silinder kosong
(w1)
3,40
3,40
Berat silinder + Air penuh
(w2)
10,45
10,45
Berat air = isi wadah
(w2-w1)
7,05
7,05

rata-rata w2-w1
7,05
Berat Agregat lepas :



Berat silinder + Agregat
(w2)
12,65
12,45
Berat Agregat
(w3=w2-w1)
9,25
9,05

rata- rata w3
9,15
Berat Isi Agregat Lepas
w3/v (kg/dm3)
1,30
V= Volume Air dalam silinder =isi wadah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILMU TEKNIK : Jenis Kikir, Bagian Kikir beserta Cara Pemegangan dan Posisi Pengikiran yang Benar

Nama Bagian dan Bentuk Kikir Mengikir adalah salah satu dari banyak macam kerja bangku yang penting dan juga sulit untuk mencapai hasil yang tepat. Pada umumnya untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana mengikir akan lebih ekonomis, baik biaya maupun waktunya, dibandingkan dengan menggunakan mesin-mesin modern. Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa, dan dibedakan menurut panjang, bentuk penampang, jenis dan kekasaran gigi pemotongnya Bentuk penampang kikir yang sering digunakan pada pekerjaan logam adalah bentuk rata, segi empat, segi tiga, bulat, setengah bulat, bujur sangkar, dan ellip. Jenis Gigi Kikir Kikir dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan pada jenis gigi pemotongnya, yaitu kikir bergigi tunggal dan kikir bergigi kembar/dua. Kikir dengan gigi potong tunggal digunakan untuk pemotongan benda kerja secara halus. Artinya pemotongan tidak dapat dilaksanakan secara tepat, tetapi hasil pengikiran pada permukaan benda kerja menjadi lebih halus. Kikir bergigi

ILMU TEKNIK : JENIS-JENIS KAYU UNTUK KUSEN RUMAH

1.       KAYU JATI Merupakan  Kayu yang memiliki warna umum coklat ini mem iliki urat bewarna coklat gelap  Kayu Jati terkenal akan kekuatan dan kepadatannya, yang mempengaruhi durabilitas kayu ini. Minyak didalam Kayu Jati dianggap membuatnya menjadi lebih tahan rayap, dan pori-pori nya yang kecil menyebabkan kayu ini dapat di finishing sangat halus.Kepadatan Kayu Jati membuatnya menjadi kayu favorit untuk dibuat ukiran. Kayu jati memiliki kekerasan antara 630-720 Kgs/M3 Kayu Jati saat ini juga sering diburu bekas-nya untuk menghasilkan produk berkesan rustic, dan dengan berbagai karakter yang disebutkan tadi Kayu Jati sangat cocok untuk di jadikan furniture berkelas dan bahan bahan ukiran. 2.       KAYU MERANTI Merupakan  Kayu yang bahasa latinnya Mahoni Philipina sering kita temui berwarna coklat ke merahan dan tanpa urat (grain)  Kayu Meranti atau sering juga disebut Kayu Kalimantan merupakan kayu yang sering dipergunakan untuk membuat kusen, furniture dan panel. Mendapat julukan K

Ternyata ini Alasan Kenapa JavaScript Tidak Memperbaiki Kekurangannya

Contoh kasus yang belum lama terjadi di lanskap Javascript:  Smooshgate . Pada tahun 2018, sebuah proposal fitur baru JavaScript mencapai  stage 3  dan siap menjalani uji implementasi, yaitu fungsi  Array.prototype.flatten . Fungsi tersebut membuat array yang bertingkat menjadi hanya satu tingkat, misalnya  [1, [2, 3]].flatten() akan menghasilkan  [1, 2, 3] . Fitur baru berdasarkan spesifikasi tersebut diluncurkan di Firefox Nightly untuk pengujian, masalah pun ditemukan. Seseorang melaporkan  bug  di Bugzilla untuk rilis Firefox Nightly, ia menemukan sebuah situs cuaca di Jerman,  http://wetteronline.de   tidak berfungsi sebagai mana mestinya akibat  polyfill  yang dilakukan MooTools terhadap  Array.prototype.flatten  yang memiliki ketidakcocokan dengan spesifikasi flatten yang akan diluncurkan [1] . Melihat masalahnya adalah dengan MooTools, seorang kontributor lain di Bugzilla menduga situs yang akan mengalami masalah ada lebih banyak, mengingat popularitas MooTools di zamannya. Moo